Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
A. Pemikiran-Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai Pengajaran
(onderwijs) merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah
untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding)
memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “Pendidikan
dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan
hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti
yang seluas-luasnya.
Hal
terpenting yang harus dilakukan guru adalah menghormati dan memperlakukan anak
dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati,
memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun
semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan
(tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak. Menuntun
mereka menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan baik.
Pemikiran
Ki Hajar Dewantara menjadi acuan pembangunan pendidikan di Indonesia bahwa
pendidikan hendaknya berlangsung di tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga (informal),
lingkungan sekolah (formal) dan masyarakat (nonformal).
Intisari Pemikiran Ki Hadjar Dewantara :
1. Pendidikan adalah tempat persemaian segala
benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat.
2. Pendidik
harus menempatkan murid sesuai kodratnya yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.
3. Pendidikan
harus berpusat pada murid
4. Pendidikan
harus seimbang dan holistic.
5. Mengintegrasikan
permainan (konteks lokal dan sosial budaya) ke dalam pembelajaran, karena kodrat
anak adalah menyukai permainan.
6. Pendidikan
harus mengarah ke pendidikan budi pekerti dan akhlaq mulia.
7. Pendidikan
yang menghamba kepada anak
Praktik menggambar dan menghitung keliling juring lingkaran dengan kertas lipat
B. Kesimpulan
dan Refleksi
Sebelum mempelajari modul 1.1, saya percaya murid
dan pembelajaran di kelas saya adalah lebih berpusat kepada guru karena
mengajar laksana mentranfer ilmu dari guru ke siswa. Saya mengajar harus sesuai
dengan target kurikulum. Saya percaya bahwa setiap siswa memiliki
bakat/kemampuan yang berbeda, tetapi untuk mencapai target kurikulum, siswa
harus lebih aktif belajar di kelas dan saya sering memberi beban PR sebagai drill
bagi siwa yang kurang menguasai pemahaman materi. KKM dan nilai pengetahuan
berupa angka-angka menjadi patokan bagi saya untuk mengukur hasil belajar
siswa.
Pembelajaran Berpusat pada Guru
Penerapan lebih baik agar pembelajaran di kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara diantaranya adalah mengubah pembelajaran lebih mengarah dan berpusat kepada siswa, tidak mengejar target kurikulum saja tetapi lebih mengarah ke pengetahuan yang akan dicapai oleh siswa, guru bertindak sebagai fasilitator dalam pembelajaran, menanamkan Pendidikan karakter (budi pekerti) di setiap pembelajaran demi mewujudkan profil Pelajar Pancasila, menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan, mengembangkan bakat dan potensi siswa serta menerapkan permaianan dalam pembelajaran yang mengandung konteks lokal dan sosial budaya setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar